3 Resep Keluarga Sakinah untuk yang Baru Menikah,  Bagaimana agar pasangan  suami istri yang sebelumnya tidak saling kenal  kecuali sekedar ta’aruf  singkat, bisa mudah menyatu dan kemudian  terbentuk keluarga sakinah  mawaddah wa rahmah serta menjadi keluarga  dakwah? Berikut ini tiga  resep keluarga almarhumah Yoyoh Yusroh yang  terbukti mudah menyatu,  harmonis dengan 13 anak-anaknya, serta menjadi  keluarga dakwah. 
Seperti ditulis Zirlyfera Jamil dkk dalam buku “Langkah Cinta untuk Keluarga”,  tiga resep keluarga Yoyoh Yusroh:
Pertama, memiliki komitmen bersama untuk tujuan bersama.
Jika pasangan suami istri memiliki komitmen yang sama, mak keluarga   tersebut akan mudah menyatu. Meskipun tidak begitu saling kenal, tujuan   yang sama akan mendekatkan. 
Pertama, memiliki komitmen bersama untuk tujuan bersama.
![]()  | 
| Pic by Pixabay | 
Meskipun sifat dan latar belakang berbeda,   tujuan yang sama akan menghimpun warna-warna menjadi pelangi. Tentu,   tujuan yang bisa demikian adalah tujuan yang robbani. Seperti keluarga   Yoyoh Yusroh yang ingin sejak awal berkomitmen membawa seluruh anggota   keluarga meraih surga.
Kedua, masing-masing pasangan suami istri memiliki kesiapan untuk saling mendukung dan menerima. Menyadari bahwa setiap mereka adalah manusia yang tidak sempurna. Menyadari bahwa suami dan istri adalah pribadi yang terus berproses dan bertumbuh.
Kedua, masing-masing pasangan suami istri memiliki kesiapan untuk saling mendukung dan menerima. Menyadari bahwa setiap mereka adalah manusia yang tidak sempurna. Menyadari bahwa suami dan istri adalah pribadi yang terus berproses dan bertumbuh.
Kesadaran ini akan membuat suami mudah  memaafkan istrinya,  apalagi jika itu adalah kesalahan kecil atau  kesalahan pertaama. Istri  juga berlapang dada jika ada hal yang tak  disukainya. Dan demikianlah  cinta. Cinta karena Allah. Sungguh indah  sabda Rasulullah, “Bukanlah  cinta karena Allah, jika karena kesalahan  pertama membuat mereka  berpisah.”
Ketiga, berbagi syukur dan sabar silih berganti.
Adakalanya istri bersabar dan suami bersyukur, adakalanya juga istri yang bersyukur dan suami yang bersabar. Sebab, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita sebelumnya tidak tahu persis istri dan suami kita itu kelebihannya apa dan kekurangannya apa.
Ketiga, berbagi syukur dan sabar silih berganti.
Adakalanya istri bersabar dan suami bersyukur, adakalanya juga istri yang bersyukur dan suami yang bersabar. Sebab, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita sebelumnya tidak tahu persis istri dan suami kita itu kelebihannya apa dan kekurangannya apa.
Dalam ta’aruf memang diungkapkan kelebihan dan kekurangan tersebut, namun sering kali bahasa verbal tidak bisa kita pahami lebih baik daripada setelah berinteraksi dengannya, bersama dalam rumah tangga. Percayalah, jika kita mencari istri atau suami yang sempurna dalam segala hal, kita takkan pernah menemukannya.
ADVERTISE

EmoticonEmoticon