| Keistimewaan Lailatul Qadar | 
1.  Udara dan suasana pagi yang tenang. Ibnu Abbas radliyallahu'anhu  berkata: Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam bersabda : "Lailatul qadar  adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula  terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah  berwarna merah."
2.  Cahaya matahari melemah keesokan harinya, bersinar cerah tapi tidak  kuat. Dari Ubay bin Ka'ab radliyallahu'anhu, bahwasanya Rasulullah  shallahu'alaihi wa sallam bersabda : "Keesokan hari malam lailatul qadar  matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan."
3.  Bulan nampak separuh bulatan. Abu Hurairoh radliyallahu'anhu pernah  bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi  Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam, beliau berkata, "Siapakah dari  kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh  nampan."
4.  Malam yang terang, tidak dingin, tidak berawan, tidak hujan, tidak  panas, tidak ada angin kencang, dan tidak ada yang dilempar pada malam  itu dengan binatang (lemparan meteor bagi setan). Sebagaimana sebuah  hadits, dari Watsilah bin al-Asqo' dari Rasulullah shallallahu'alaihi wa  sallam : "Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak  dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak  ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi  setan)" (HR. at-Thobroni dalam al-Mu'jam al-Kabir 22/59 dengan sanad  hasan)
5. Terkadang terbawa kedalam mimpi. Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu'anhum.
6.  Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah,  ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti  malam-malam lainnya.
Kebaikan yang turun pada malam itu, ibarat hujan yang turun dari langit ke semua permukaan bumi.
Ketika  itu ada manusia yang membawa payung untuk menolak air agar tidak basah.  Ada manusia yang bersembunyi dirumah, mengamati cuaca dan diam menanti  hujan reda. Ada manusia yang menyediakan ember untuk menampung air hujan  (ada yang teliti dan ada yang tidak teliti dalam menyiapkan ember tsb).
Ember  yang sudah penuh tentunya tidak dapat menerima curahan air hujan, ember  yang kosong dan kotor ternyata dapat menampung air hujan akan tetapi  yang ditampung akan sia-sia. Ember yang kosong dan bersih serta  ditempatkan pada tempat yang tepat baru dapat menampung air hujan dan  airnya dijaga hingga dapat bermanfaat.
Lailatul  qadr hanya Allah SWT yang tahu, salah satu tandanya, malam itu tenang,  angin tidak berhembus, keadaan pribadi-pribadi nyaman. Tapi hanya Allah  yang tahu.
"Dia  adalah malam yang indah, sejuk, tidak panas, tidak dingin, di pagi  harinya matahari terbit dengan cahaya merah yang tidak terang." (H.r.  Ibnu Khuzaimah; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Kemudian, ciri yang lain adalah malam ini umumnya terjadi di malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan.
Dalil  yang menunjukkan hal ini: Dari 'Aisyah radhiallahu 'anha, bahwa Nabi  shallallahu 'alaihi wa sallam selalu menghidupkan sepuluh malam terakhir  bulan Ramadan. Beliau bersabda, "Carilah malam qadr di malam ganjil  pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan." (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)
sekian, semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk sobat semua mengenai kisah malam lailatul qadar ini.
ADVERTISE
EmoticonEmoticon