Nehandnews.com - Jodoh itu layaknya rezeki dan kematian. Telah tertulis dan tetap akan menjadi misteri yang akan selalu menjadi kuasa Allah SWT. Dalam kesadaran tertinggi dan batas bening jiwa, tentu kita selaku manusia hanya mampu menyadari betapa kita tak cukup kuasa untuk menjangkau itu semua. Kecuali, sekedar melakukan optimalisasi serangkaian ikhtiar sebagai berikut :
Pertama, memperbaiki diri Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang sholih/ sholihah, maka kita haus menjadi orang yang sholih/ sholihah juga. Sebagaimana firman Allah,
" Wanita wanita yang keji adalah untuk laki- laki yang keji, dan laki- laki ynag keji adalah untuk wanita- wanita yang keji (pula), dan wanita- wanita yang baik adalah untuk laki- laki yang baik, dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita- wanita yang baik (pula) ..." (Qs. AN- Nuur : 26).
perbaikan disini berarti secara lahiriyah/ jasadiyah dan batiniah.
kedua, tidak putus asa dalam berdo'a.
Do'a yang baik untuk mendapatkan jodoh adalah seperti ynag terdapat dalam surat Al Furqon Ayat 74 :
"Ya Robb kami, anugerahkanlah kepada kami istri- istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang- orank yg bertakwa".
Dan berdo'alah menurut apa yang diajarkan Allah SWT dan RasulNya kepada kita, niscaya do'a kita akan lebih terkabul.
ketiga, meningkatkan kualitas ibadah wajib dan memperbanyak ibadah sunah seperti, sholat tahajjud dan dhuha, shaum, tilawah Al Qur'an, infak, dan lain-lain. Agar jodoh kita semakin cepat datang, kita wajib "mendekati" Allah SWT lebih ekstra.
Ke empat, memiliki kriteria yang tidak muluk. Boleh jadi jodoh sulit datang lantaran kriteria jodoh ynag terlalu muluk. Selalu menjadikan keunggulan fisik dan materi sebagai standar tertinggi. namun hal itu yang akan mempersulit diri sendiri.
Itulah sebabnya Rasulullah Saw menganjurkan untuk memilih kualitas agama sebagai standar utama dalam mencari jodoh. Tentu hal ini memungkinkan jodoh kita orang miskin, tidak berpangkat, bukan keturunan orang baik, akan tetapi memiliki agama dan akhlak yang baik.
Seperti kisah Juwaibar, meski seacar fisik kurang mendukung, namun dia adlah salah satu sahabat yang di cintai Rasulullah Saw karena ketakwaanya pada Allah SWT. Terbukti juwaibar telah menikah dengan Zulfa, putri dari Ziyad Bin Labid yang sholihah, cantik jelita dan dari keluarga kaya. kehidupan keduanya pun diliputi kebahgiaan.
Kelima, memperluas pergaulan. Ini bagian dari upaya horizontal untuk mendapatkan jodoh. Dengan pergaulan yang luas kita juga lebih banyak mendapatkan pilihan. Membuka diri jika selama ini masih terkungkung oleh pribadi yang tertutup. Ingat tak jarang jodoh itu datang dari perkenalan langsung tetapi bisa dari kenalan teman kita.
Ke enam, meminta tolong kepada orang lain atau menyatakan hasrat secara langsung. Meminta tolong kepada orang lain ynag reputasinya baik. Atau biasa disebut guru mengaji, murobbi, teman, orang tua, saudara dan yang lain.
Atau jika memiliki sebuah keberanian bisa dilakukan sendiri.Hal ini juga berlaku bagi para wanita/akhowat. Sekalipun cara ini masih terbilang asing dalam budaya indonesia, namun cara ini sebenarnya islami. karena pernah dilakukan Khadijah ra kepada Nabi Muhammad Saw. Pada masa itu, Khadijah ra yang lebih dulu menyatakan hasratnya kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantaranya.
Jadi untuk meraih keberkahan dalam ikhtiar menjemput jodoh, kita harus yakin kepada Allah SWT, bahwa jodoh kita telah tertulis sebagaimana rezeki dan kematian dan pasti tak akan pernahtertukar atau di ambil orang lain. Tak perlu khawatir, ia pasti akan menemukan jalan untuk mejumpai kita. Ia tak akan datang terlalu cepat hingga kita tak harus terburu buru, tapi juga tak akan terlalu lama hingga kita telah menunggu. Waallahu'alam
ADVERTISE
EmoticonEmoticon